Semua yang berpengalaman belum tentu memberikan keunggulan bagi seseorang. Tergantung bagaimana orang itu menyikapinya, tergantung bagi orang itu menghormatinya. Sebuah kesalahan fatal yang dilakukan membuat seseorang itu tidak mendapatkan apa – apa, saat di mana orang berpengalaman itu memberikan petuah atau nasihat atau sebuah pelajaran kepada dirinya. Satu kebencian pun akan menghancurkan semuanya. Satu umpatan pun akan menutup semuanya.
Itu semua yang terjadi pada dirinya. Awalnya dia hanya merasa kesal pada orang berpengalaman itu, tapi alhasil dia mendapatkan akibatnya. Semua teman – temannya melakukan apa yang diperintahkan orang berpengalaman itu dengan mudah, tapi dia, sulit melakukannya. Seolah – olah semuanya sudah ditutup. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Hanya sia – sia.
Seharusnya dia beruntung mendapatkan orang berpengalaman itu, tapi karena satu kesalahan semuanya hilang. Bagi beberapa orang yang tidak pernah mendapatkan orang berpengalaman itu akan merasa iri. Ya, mereka iri. Mereka menyesal tidak bisa mendapatkan yang terbaik. Mereka merasa bahwa mereka tertinggal jauh, ibarat yang mendapatkan orang berpengalaman itu sudah sampai ke Bali, tapi mereka hanya baru berjalan beberapa meter. Tapi bagi dia, belum sampai ke Bali sudah kembali ke tempat asalnya, dia lupa membawa bekal dalam perjalanannya.
Dia bingung. Dia berusaha bersikap biasa di hadapan semua orang. Tak ada satu orang pun yang menyadari bahwa dia tertinggal. Hanya kebisuan yang dia dapatkan. Hanya diam yang dia dapatkan. Dan hanya takdir yang mampu menjawab masa depannya. Masa depan yang akan terjadi padanya.
Semoga semua kebencian itu menghilang pada dirinya dan kebehasilan yang dia dapatkan.