Kriiing kriiing kriiing ...
Suara itu, suara yang selalu membangunkan seorang gadis bermata biru. Namanya Aurelita Bagaskara.
"Pagi sayang! Sudah bangun ya!" dia Gilang Bagaskara, kakak yang selalu setia menemani adik satu-satunya itu. Dengan sigap Gilang membuka tirai kamar Aurel dan membereskannya. Aurel hanya diam, duduk termenung di pinggir ranjang, sambil sesekali memperhatikan kakaknya.
"Cepat mandi gih, kakak tunggu. Nggak pakek lama lho ya." Gilang mencubit hidung mancung Aurel. Tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan semuanya. Kini Aurel sudah siap dengan pakaian casualnya.
"Kita berangkat yuk. Takut nanti kesiangan." Gilang menggendong tubuh mungil Aurel dan meletakkannya di jok depan di samping Gilang.
Beberapa menit kemudian, taman berbunga itu telah ada di depan mereka. Taman yang selalu Aurel gunakan untuk refresing, mengembalikan "semuanya".
Tiba-tiba "Kakak tinggal dulu ya rel, handphone kakak ketinggalan. Kamu nggak papa kan kalau kakak tinggal sebentar." kata Gilang sambil mengusap lembut rambut Aurel.
***
"Gue nggak mau denger lo ngomong sekali lagi. Bodoh amat ama lo. Gue mau lo jangan pernah ganggu gue lagi." bentak gue pada Siska, mantan cewek gue. Udah hampir 6 bulan gue jadian sama dia, tapi tak ada kebahagiaan yang gue dapat dari dia.
Bersambung...
No comments:
Post a Comment